Imam Abu Yusuf Al-Qadhi'

  "




Abu Yusuf Al-Qadhi' di Satu Jam Sebelum Kematiannya Sedang Membahas Permasalahan Fiqh
"


        Setelah membaca seperempat kitab Qimatuz Zaman, gatal sekali rasanya jika tidak disebarkan kisah2 ulama hebat ini.Kisah-kisah yang harusnya wajib diketahui oleh tullab ilmi karna dari kisah mereka lah kita bisa mengetahui betapa mencintainya mereka terhadap ilmu .Di blog ini aku bakal isi beberapa kisah-kisah yang semoga kalian bisa merasakan juga feel kesungguhan orang-orang hebat ini dalam menuntut ilmu.Dan yang paling penting semoga makin semangat belajar ya. 

        Kisah ini datang dari Imam Abu Yusuf Al-Qadhi', (Ya'kub ibn Ibrohim Al-Anshari kemudian Al-Baghdadi ). Lahir tahun 113 dan meninggal tahun 182 .Abu Yusuf Al-Qadhi' ini teman dari Abu Hanifah sekaligus muridnya dan membantu Abu Hanifah menyebarkan agama dan mazhabnya .

        Abu Yusuf Al-Qadhi' sangat memperhatikan waktunya, Ia sangat berharap di hidupnya di dunia yang sebentar ini,ia bisa mendapatkan manfaat-manfaat ilmu dan selalu menjadi tullab ilmi. Ibrohim ibn Jarrah Al-Kufi ( muridnya) berkata " Saat itu Abu Yusuf Al-Qadhi' sakit, aku datang menemuinya ,kemudian ia pingsan ,dan ketika sadar ia langsung berkata padaku,

" ya Ibrohim ,apa kamu memiliki pertanyaan ilmu? ". 

aku syok dan menjawab," dalam keadaan seperti ini engkau tanya ilmu ?'

kemudian beliau menjawab " tidak papa .."

dan langsung menyambungkan ucapannya," ya Ibrohim , mana yang lebih afdhol ketika melempar jumroh  saat Haji , melemparnya dengan berjalan kaki atau menaiki kendaraan? "

Aku menjawab " menaiki kendaraan"

"Jawabanmu kurang tepat", Abu Yusuf menjawab.

kemudian aku mengganti jawabanku " berjalan kaki ".

"jawabanmu kurang tepat," ,lagi-lagi Abu Yusuf menolak jawabannya.

karna Ibrohim ibn Jarrah sudah kebingungan dua-dua nya salah. Abu Yusuf tersenyum lalu berkata,

" yang paling afdhol itu adalah saat Allah meridhoimu ".

        Beliau menjelaskan ,"kalo kamu melemparkannya itu berhenti untuk berdoa ,maka yang afdhol adalah melempar jumroh dengan berjalan kaki, tapi ketika ada suatu hal yang tidak diperbolehkan untuk berhenti,maka yang paling afdhol adalah dengan berkendara ".

        ak lama kemudian,sampailah ia pada ujung usianya, telah kembali padaNya dengan tenang . Semoga Allah merahmatinya .

Ini adalah toriqoh ulama-ulama dan masyayikh.Dan jadi salah satu contoh kisah nyata dari mahfuzot 

"طلب  العلم من المهد الى اللحد"



waAllahu a'lam bisshowab

 

salam the Agent of change !

dari sahabat penamu, Riani Mizan 






Sumber :

Diterjemahkan dari kitab Qimatuzzaman hal 56-57

Dibimbing oleh ustadz Mohammad Mudhoffar 


 

Komentar